• JHII Maret 2018
    Vol 1 No 1 (2018)

    Jurnal edisi aini dimulai dengan tulisan Hardi Alunaza, Moh Sarifudin dan Dini Septyana Rahayu yang mengeksplorasi kerjasama Indonesia dan Tiongkok pada era Presiden Joko Widodo. Menggunakan teori liberalisme interdependensi dan model keamanan baru Tiongkok sebagai kerangka analisis, penulis meletakkan isu maritim sebagai titik temu representasi dua kepentingan negara yaitu Global Maritime Fulcrum (GMF) dan Maritime Silk Road (MSR).

    Artikel kedua mengenai Asian Highway Network sebagai perjanjian kerjasama antara Asia dan Eropa dalam transportasi dibahas di bawah payung kepentingan nasional dan politik luar negeri Indonesia oleh Gita Karisma, Agus Hadiawan dan Gita Paramita Djausal. Pelbagai keberhasilan dan tantangan dari program ini dipaparkan oleh penulis sebagai sebuah capaian politik luar negeri Indonesia.

    Di artikel ketiga, peran aktor non-negara dibahas oleh Muhammad Rusydi DR melalui MTV International Network. Gagasan mengkampayekan bahaya HIV-AIDS menjadi isu kesehatan global dikelola sebagai bagian dari hak hidup dalam kerangka yang lebih luas yaitu tata kelola kesehatan global.

    Artikel ke-empat mengenai framing media barat pada aksi 212 menjadi pembahasan oleh Tety Rachmawati. Deskripsi gerakan 212 oleh CNN dan Reuters menjadi fokus utama yang kemudian digambarkan sebagai pertentangan antara Barat dan Islam yang berakar pada konflik ideologi.

    Yeyen Subandi di artikel ke-lima mengekplorasi gagasan sosialisme Islam Indonesia dengan mencermati perkembangan gerakan kiri. Artikel ini kemudian menawarkan pembacaan ulang atas sejarah dan peran sosialisme Islam Indonesia.

    Jurnal edisi awal ini ditutup oleh artikel Dara Puspitasari mengenai peran Stiching Nederlandse Vrijwiligers (SNV) dalam penerapan Sustainable Sanitation and Hygiene for All (SSH4A) di Pringsewu, Lampung. Dengan mengeksplorasi peran SNV, universal sanitation menjadi bagian tidak terpisahkan dari program sustainable development goals.

  • JHII Desember 2019
    Vol 2 No 1 (2019)

    Jurnal edisi ini dimulai dari tulisan Fahmi Tarumanegara, Iwan Sulistyo dan Indra Jayawiranata mengenai pemetaan jejaring teks atas respon netizen pasca kasus Christchurch Attack di Selandia Baru. Menggunakan metode analisis data Social Network Analysis (SNA), para penulis menyerap kueri berbasis API di sosial media Twitter. Hasil temuannya menyimpulkan bahwa wacana lama masih bertahan selama masyarakat memiliki posisi sentimen berbeda dan relatif tidak senistif terhadap kemunculan dan berakhirnya suatu pemberitaan.

    Pada artikel kedua, Nurika Amalia mendeskripsikan pemetaan jejaring persaingan industri kosmetik global dan Korea Selatan dengan melihat posisi dan peran industri kosmetik tersebut di pasar global. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan Social Network Analysis dan teori serta konsep industri, persaingan dan perluasan pasar, penulis menemukan bahwa kesuksesan Korea dipicu oleh kemampuan menjalin hubungan secara efektif dengan negara pemilik peran dan pengaruh besar di industri tersebut. Selanjutnya kerjasama efektif dan membangun jejaring hubungan menjadi pertimbangan penting bagi kemajuan industri kosmetik suatu negara.

    Artikel ketiga yang ditulis oleh Irma Tata Manggala mengenai perdagangan kopi internasional berawal dari keragaman karakteristik produksi, geografis dan International Coffee Organizations (ICO). Menggunakan teknik analisis data regresi linier berganda, penulis menampilkan dua variabel independen dan satu variabel kontrol dengan total 13 sub variabel. Hasil temuannya menyatakan bahwa variabel produksi, geografis dan peran industri secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan negara produsen kopi dunia. Selanjutnya peran institusi mempunyai pengaruh paling besar bagi negara produsen kopi dalam perdagangan kopi internasional.

    Galih Romadhona dalam artikel ke-empat mendeskripsikan dan menganalisis faktor penentu yang mempengaruhi kebijakan Non-Tariff Barriers (NTBs) terhadap penurunan volume dan nilai ekspor perdagangan Indonesia ke Jepang kurun waktu 2008-2015. Teknik analisis Negative Case dengan Flow Model digunakan oleh penulis untuk mengeksplorasi perubahan Terms of Trade (ToT), dinamika pasar global serta kondisi GDP riil negara importir (Jepang). Temuannya menyatakan bahwa tiga fokus tersebut memunculkan tindakan safeguards oleh Indonesia, kebijakan kenaikan pajak dan konsumsi oleh Jepang, skema Voluntary Export Restraint (VER) dan tidak adanya langkah konkrit dalam penanganan masalah tersebut.

    Artikel terakhir ditulis oleh Dimas Dwi Santoso yang berupaya mengeksplorasi stabilitas hegemoni Amerika Serikat (AS) ditengah munculnya pengaruh Tiongkok dengan kebijakan One Belt One Road (OBOR) di tahun 2013. Menggunakan konsep dan teori hegemoni, stabilitas hegemoni, dan teori balance of power serta uji analisis regresi logistik biner, penulis mengungkap bahwa AS dan Tiongkok bersaing diseluruh faktor hegemoni influence dan terbukti signifikan berpengaruh pada hegemoni dominan di negara mitra. Selanjutnya penulis juga membuktikan bahwa strategi economic prebalancing Tiongkok mempengaruhi stabilitas hegemoni AS di negara mitra.

  • JHII November 2020
    Vol 3 No 1 (2020)

    Jurnal edisi ini menghadirkan tulisan-tulisan yang mengkaji berbagai isu Keamanan Internasional. Tulisan pertama pada bagian ini ditulis oleh Annisa Apriyani mengenai kepentingan perubahan kebijakan luar negeri global war on terror Amerika Serikat dalam menanggapi kasus Uighur di Tiongkok. Artikel kedua adalah tulisan karya An Nisaa Atila Thabrani mengenai upaya kontra Uni Eropa terhadap serangan terorisme di Uni Eropa tahun 2015-2017. Artikel ketiga memuat karya Anita Dwi Gita Rianto yang memaparkan kebijakan war on drugs Presiden Rodrigo Duterte dalam menanggulangi global drugs trafficking di Filipina pada tahun 2016-2018. Bagian terakhir atau artikel keempat adalah tulisan dari Aditya Indra Sakti mengenai peran Unicef dalam menangani anak-anak korban perang sipil di Suriah tahun 2012-2018.

    Bagian kedua jurnal ini berisi dua karya yang menelaah bidang Kajian-Kajian Budaya Global. Artikel pertama pada bagian ini adalah tulisan dari Sevy Lelibriani membahas mengenai strategi mando-pop dalam menghadapi persaingan global. Artikel berikutnya adalah dari Wawan Taryanto yang membahas pemetaan faktor-faktor pembangun daya saing pariwisata terhadap kedatangan wisatawan internasional negara-negara Asia Pasifik tahun 2017 dan 2019. Artikel ini menjembatani dua bidang kajian yaitu Kajian-Kajian Budaya Global dan Ekonomi
    Politik Internasional.

    Bagian ketiga berisi dua tulisan yang mengangkat isu di bidang Ekonomi Politik Internasional. Artikel pertama di bagian ini ditulis oleh Alfidra Aska Piejaya yang mengangkat kebijakan luar negeri Inggris dalam bidang ekonomi terhadap Eropa pasca referendum Brexit pada sektor foreign direct invesment, ketenagakerjaan, dan ekspor impor pada tahun 2016-2018. Jurnal edisi ini ditutup oleh tulisan Ria Aulia Mediana yang menganalisis pengaruh perkembangan bitcoin, performa fiat money dan sistem kelola negara dalam menentukan pro dan kontar negara terhadap keberadaan Bitcoin. Ragamnya tulisan di edisi ini menunjukan semakin luasnya ketertarikan .berbagai penulis di kajian-kajian utama Hubungan Internasional. Kondisi ini diharapkan terus berlangsung hingga ke edisi selanjutnya, dan keragaman tersebut diharapkan hadir di penggunaan metode, pemilihan aktor dan unit analisis, serta isu yang diangkat.

  • JHII September 2022
    Vol 4 No 1 (2022)

    Jurnal edisi ini dimulai dari tulisan Khairunnisa Simbolon mengenai Potensi dan Tantangan Paradiplomasi Bandarlampung, yang dilandasi kenyataan bahwa sebagai sebuah kota maka Bandar Lampung sebelumnya memiliki potensi yang besar namun dengan kurang dalam kerjasama internasional antar daerah. Artikel ini juga menjadi pembuka untuk pembaca memahami paradiplomasi, yang topik ini hadir di sebagian besar tema artikel pada volume ini.

    Dengan tema yang erat dengan politik keamanan, tulisan Regiana Revillia dan Agus Hadiawan mengangkat judul Kepentingan Rusia di Tengah Konflik Sipil Negara Ukraina dengan Pemerintahan Separatis Wilayah Donetsk. Artikel ini mengangkat adanya fakta pelanggaran aturan internasional oleh Rusia saat terjadinya konflik sipil. Artikel ini menggunakan juga pendekatan ekonomi dalam analisisnya atas kebijakan luar negeri yang Rusia buat..

    Artikel dengan topik keamanan juga ditulis Astiwi Inayah dan Gita Karisma dengan judul Respon ASEAN terhadap Permasalahan Etnis Rohingya di Myanmar. Dilatarbelakangi kodnisi pelanggaran hak azazi manusia di Myanmar, keduanya memposisikan diri bahwa isu tersebut akan berdampak bagi kawasan. Pembahasan mengenai peran dan pelibatan organisasi/institusi internasional juga menjadi nilai lebih bagi pembaca dari artikel ini.

    Tulisan berjudul The Strategy of Local Government In Increasing The Competitiveness of Lampung Shrimp Export dari Tety Rachmawati, Rahayu Lestari, Fisko Arya Kamandanu, dan Dani, adalah artikel selanjutnya dalam jurnal ini. Artikel ini mencoba membaca langkah strategis pemerintah provinsi dalam penciptaan daya saing melalui pendekatan dan metode kuantitatif.

    Melanjutkan topik paradiplomasi, tulisan selanjutnya dari Iwan Sulistyo dan Gita Karisma mengangkat Strategi Pemerintah Kota Bandarlampung-Indonesia Terkait Perubahan Iklim pada 2015-2020. Artikel ini memberikan gambaran komprehensif mengenai langkah nyata pemerintah kota Bandarlampung dalam permasalahan iklim, lingkungan, termasuk bencana.

    Tulisan selanjutnya dari Roby Rakhmadi, Agus Hadiawan, Daffa Muhammad, dan Siti Zahratun. Potensi Ekspor Sarang Burung Walet Provinsi Lampung, merupakan artikel terakhir di jurnal ini dengan tema paradiplomasi. Tulisan ini dilandasi fakta bahwa Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi untuk budi daya komoditas ini, mengingat lahan dan keunggulan sektor pertanian provinsi ini.

    Jurnal ini ditutup dengan artikel Pemetaan Jaringan dan Struktur Perdagangan Internasional Biji Kopi Mentah 2001-2019 dari Fahmi Tarumanegara. Tulisan ini mengambil pendekatan berbeda dari sebelumnya dengan menawarkan metode complex network analysis sebagai alat analisis utamanya, untuk memperlihatkan adanya suatu pergeseran dalam pola perdagangan salah satu komoditas strategis.

    Besar harapan kami jurnal edisi ini mampu mewarnai perkembangan keilmuan Hubungan Internasional di Indonesia.

  • JHII April 2023
    Vol 5 No 1 (2023)

    Jurnal edisi ini dimulai dari tulisan Rahayu Lestari dan Tety Rachmawati tentang peluang dan tantangan Kerjasama Pariwisata Lampung-Australia. Artikel ini berangkat dari data wisatawan asal Australia yang datang ke Lampung dengan tujuan wisata alam pantai dan gelombang tinggi yang diminati untuk kegiatan berselancar. Namun ditemukan bahwa potensi tersebut belum optimal karena belum menjadi sektor pariwisata strategis.

    Artikel kedua erat kaitannya dengan kerja sama internasional, Ridha Amalia menulis tentang 50 tahun ASEAN, sebagai kerja sama internasional di Asia Tenggara. Melalui artikel ini Amalia mengelaborasi pencapaian, tantangan, relevansi serta dinamika hubungan negara-negara di kawasan melalui pendekatan keamanan, ekonomi dan kerjasama lingkungan.

    Artikel ketiga oleh Fitri Juliana Sanjaya menyoroti isi kekerasan para perempuan dan anak di Indonesia melalui pendekatan personal security. Sanjaya mengidentifikasi peningkatan signifikan data kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak di Indonesia. Permasalahan tersebut berdampak pada citra negara yang mengalami darurat keamanan manusia dan kaitannya dengan Hak Asasi Manusia.

    Artikel keempat oleh Indra Jaya Wiranata, Astiwi Inayah dan Tety Rachmawati meneliti beragam praktik pengelolaan sampah terbaik di dunia. Dengan mengetahui praktik-praktik terbaik pengelolaan sampah yang dilakukan oleh berbagai kota di dunia, penelitian ini kemudian dapat mengidentifikasi kelemahan praktik pengelolaan sampah Bandar Lampung. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan bagi pemerintah kota dalam pengelolaan sampahnya.

    Artikel kelima oleh Vincencius Dion P. Ginting dan Khairunnisa Simbolon erat kaitannya dengan kajian keamanan dalam studi Hubungan Internasional. Ginting dan Simbolon meneliti ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) sebagai respon Indonesia akan kehadiran The Quadrilateral Security Dialogue di Kawasan Indo- Pasifik. Penelitian ini menemukan bahwa AOIP masih memiliki banyak tantangan baik dari komunitas internasional maupun dari internal.

    Penelitian keenam oleh Nibras Fadhlillah juga masih dalam pembahasan kajian keamanan, menganalisis Kebijakan Penyebaran Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) di Korea Selatan dengan alat analisis payoff chicken game theory. Fadhlillah mendeskripsikan kondisi dua Korea, Utara dan Selatan yang sangat dinamis sehingga keduanya terus bersiaga dan meningkatkan kapasitas pertahanannya.

    Edisi JHII kali ini ditutup dengan artikel dari Nuke Faridha Wardhani dengan judul Accomodating the Rise of China and Facing as a Threat in International Society in the Decade. Wardhani meneliti bagaimana komunitas internasional, terutama Amerika Serikat dan negara-negara barat mengakomodasi kebangkitan china. Artikel ini menjelaskan bagaimana negara-negara memilih menjadi partner atau competitor bagi China.

    Besar harapan kami jurnal edisi ini mampu mewarnai perkembangan keilmuan Hubungan Internasional di Indonesia.

  • JHII Oktober 2023
    Vol 5 No 2 (2023)

    Jurnal edisi adalah kali pertama JHII terbit dalam dua edisi di satu tahunnya. Pada edisi ini, JHII dibuka dengan artikel berjudul China’s Economic Cyber Espionage Toward The United States As A National Security Threat dari tulisan Harryanto Aryodiguno dan Yohana Novencia Havisaputra. Artikel ini menghadirkan latar belakang langkah Tiongkok dalam mengamankan dirinya dalam menghadapi Amerika Serikat dan perusahaan-perusahaan asal negeri tersebut di cyberspace.

    Masih berkenaan dengan Tiongkok, artikel kedua mengangkat artikel karya Slamet Muliono Redjosari, Resya Mauludina, dan Welinda Rizka Sulistiara. Artikel ini mengangkat upaya penyelesaian konflik di Laut China Selatan yang melibatkan negara Tiogkok, Amerika Serikat, dan sejumlah negara di Asia Tenggara. Artikel ini dibangun dengan dasar perspektif Konvensi United Nations Convention On The Law Of The Sea(UNCLOS).

    Berbeda dari dua artikel sebelumnya yang fokus pada permasalahan antar negara, artikel selanjutnya menghadirkan pemerintah provinsi di Indonesia sebagai subjek utamanya. Tulisan Rheina Qur’ani dan M. Syaprin Zahidi, memaparkan kerjasama IOM (International Organization for Migration) dan UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees), pengungsi asing dan Pemerintah Sulawesi Selatan dalam pemenuhan hak dasar pengungsi asing provinsinya.

    Artikel selanjutnya menghadirkan telaah pada kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang diejawantahkan melalui Perjanjian Abraham 20202. Penelitian karya Grace Inka Putri, Hasbi Sidik, dan Khairunnisa Simbolon ini, mencoba membedah dokumen perjanjian untuk melihat tujuan eksplisit dan implisit Amerika Serikat berkeaan dengan kepentingan Amerika Serikat di Timur Tengah.

    Artikel kelima di dalam JHII edisi ini mencoba menggambarkan hubungan antara Sustainable Development Goals (SDGs), Food Security, dan perubahan iklim. Febryani Sabatira, Orima Melati Davey, Yuga Naura Khanza, Ninda Mirantama din dalam artikel ini memposisikan bahwa masalah pangan sangat krusial bagi ekonomi dan stabilitas nasional. Berangkat dari hal itu artikel ini mencoba menilai langkah Indonesia mengimplementasikan beberapa pilar SDG’s.  

    Paradiplomasi menjadi topik utama tulisan Luerdi dan Arie Fitria. Tulisan keduanya mengangkat latar belakang mengenai bagaimana paradiplomasi kini telah menjadi agenda aktor subnasional khususnya kota untuk mencapai kepentingan tertentu di luar batas negara. Artikel ini mencoba melihat keterlibatan aktif Jakarta yang menjadi fokus utama dalam forum global. Artikel ini juga dengan menggunakan perspektif konstruktivism juga memperlihatkan bagaimana kaitan keterlibatan tersebut dengan visibilitas internasional.

    Tema ekonomi kreatif Indonesia adalah tema artikel terakhir dalam JHII edisi ini. Yuliana dan Subaidi mengangkat kerjasama Indonesia dan Uni Emirate Arab dalam pengembangan ekonomi kreatif, khususnya dalam tiga dimensi fashion, kuliner, dan TI. Artikel ini dilandasi dari pemikiran ekonomi kreatif yang meyakini bahwa kreativitas merupakan sumber utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebuah negara, sehingga model ekonomi kreatif butuh untuk diadopsi oleh Indonesia.

    Besar harapan kami jurnal edisi ini mampu terus menjadi bagian dan kian mewarnai perkembangan keilmuan Hubungan Internasional di Indonesia.

  • JHII Juli 2024
    Vol 6 No 1 (2024)

    Jurnal edisi kali ini diawali dengan artikel oleh Slamet Muliono Redjosari, Resya Mauludina, Welinda Rizka dengan judul Upaya Penyelesaian Konflik Berkepanjangan Laut China Selatan menurut Perspektif Konvensi United Nations Convention on Law of The Shea (UNCLOWS). Artikel ini menelaah upaya-upaya resolusi konflik dengan pendekatan perjanjian internasional dan  menganalisis fenomena geopolitik di wilayah Laut Cina Selatan.

     

    Artikel kedua berjudul Interkonektivitas Multi Sektor dalam Upaya Pencapaian Agenda SDGs 2030 (United In Diversity) oleh  Dewa Putu Bhagastya Dharma, Anak Agung Bagus Surya Widya Nugraha, Ayu Putu Gari Kartika Dewi yang memberikan pemahaman yang jelas terkait keterhubungan dari peranan multi sektor dalam upaya mencapai SDGs 2030, yang mana dalam tulisan ini menggarisbawahi peran organisasi non pemerintah atau LSM United In Diversity sebagai katalis atau penggerak upaya pencapaian SDGs tersebut.

     

    Artikel berikutnya membahas mengenai Ketidakpatuhan Sudan Selatan Dalam Skema Perjanjian Internasional oleh R-ARCSS  Terkait Keterlibatan Tentara Anak Dalam Angaktan Bersenjata yang ditulis oleh Farah Agnis Fithria. Fitria berusaha untuk mengupas aturan yang tidak dipatuhi oleh Sudan Selatan khususnya mengenai keterlibatan tentara anak dalam angkatan bersenjata. Serta menjawab alasan-alasan mengapa Sudan Selatan tidak mematuhi aturan dalam perjanjian internasional

     

    Artikel keempat Warisan Budaya Pemikat Dunia: Revitalisasi Kota Lama Semarang dalam Paradiplomasi Global ditulis oleh James William Kusumawikan dan Ramsan Siregar. Dalam penelitian ini, mereka bertujuan untuk membahas bagaimana revitalisasi Kota Lama berfungsi sebagai bagian dari soft power, di mana budaya digunakan sebagai sarana untuk memperkenalkan identitas Indonesia ke dunia. Mereka juga membuktikan bahwa kolaborasi internasional, pemanfaatan teknologi digital, dan keterlibatan masyarakat lokal menjadi langkah penting dalam mempertahankan keberlanjutan dan memperkuat daya tarik Kota Lama di tingkat global.

     

    Masih dalam bahasan yang sama mengenai paradiplomasi, tulisan selanjutnya oleh Hasna Dherin Syakira dengan judul Relevansi Komponen Kualitas Manusia Terhadap Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kota Surakarta mencoba untuk menjabarkan upaya paradiplomasi Surakarta dalam membangun pariwisata berkelanjutan, terutama dalam promosi budaya kerajinan dan kesenian rakyat. Syakira juga menggunakan  penelitian menunjukkan bahwa kualitas dasar manusia memiliki pengaruh signifikan terhadap pengembangan pariwisata berkelanjutan di Surakarta daripada aspek ekonomi. Upaya paradiplomasi dijabarkan melalui dua sektor, yaitu kerajinan dan kesenian rakyat

     

    Artikel selanjutnya ditulis oleh Gita Karisma, Rara Gusnita Putri dan Tety Rachmawati dengan judul  IORA: Peluang bagi Indonesia dalam Upaya Peningkatan Kerjasama Indonesia - Timur Tengah. Penulis menjabarkan berbagai kemungkinan-kemungkinan potensi Indonesia dalam keikutsertaannya dalam organisasi tersebut. Pembahsaan dalam artikel ini bertujuan untuk membahas peluang Indonesia dalam IORA terutama dengan meningkatkan kerjasama dengan wilayah Timur Tengah dan Afrika yang memang belum banyak memiliki media kerjasama yang cukup kuat.

     

    Jurnal edisi ini  ditutup dengan tulisan  Perang dan Lingkungan: Menelaah Konsekuensi Ekologis Perang dan Perlindungan Hukum oleh Indra Jaya Wiranata, Regiana Revilia. Artikel ini membahas dampak lingkungan dari konflik bersenjata berskala besar, khususnya, perang yang melibatkan Israel-Palestina, perang Irak, atau perang Vietnam. Pembahasan didasari pada argument bahwa kerusakan ekosistem yang meliputi kerusakan habitat, polusi, hilangnya keanekaragaman hayati, dan degradasi sumber daya yang disebabkan oleh perang  terus berlanjut lama setelah konflik berakhir.