Current Issue

Jurnal edisi kali ini diawali dengan artikel oleh Slamet Muliono Redjosari, Resya Mauludina, Welinda Rizka dengan judul Upaya Penyelesaian Konflik Berkepanjangan Laut China Selatan menurut Perspektif Konvensi United Nations Convention on Law of The Shea (UNCLOWS). Artikel ini menelaah upaya-upaya resolusi konflik dengan pendekatan perjanjian internasional dan menganalisis fenomena geopolitik di wilayah Laut Cina Selatan.
Artikel kedua berjudul Interkonektivitas Multi Sektor dalam Upaya Pencapaian Agenda SDGs 2030 (United In Diversity) oleh Dewa Putu Bhagastya Dharma, Anak Agung Bagus Surya Widya Nugraha, Ayu Putu Gari Kartika Dewi yang memberikan pemahaman yang jelas terkait keterhubungan dari peranan multi sektor dalam upaya mencapai SDGs 2030, yang mana dalam tulisan ini menggarisbawahi peran organisasi non pemerintah atau LSM United In Diversity sebagai katalis atau penggerak upaya pencapaian SDGs tersebut.
Artikel berikutnya membahas mengenai Ketidakpatuhan Sudan Selatan Dalam Skema Perjanjian Internasional oleh R-ARCSS Terkait Keterlibatan Tentara Anak Dalam Angaktan Bersenjata yang ditulis oleh Farah Agnis Fithria. Fitria berusaha untuk mengupas aturan yang tidak dipatuhi oleh Sudan Selatan khususnya mengenai keterlibatan tentara anak dalam angkatan bersenjata. Serta menjawab alasan-alasan mengapa Sudan Selatan tidak mematuhi aturan dalam perjanjian internasional
Artikel keempat Warisan Budaya Pemikat Dunia: Revitalisasi Kota Lama Semarang dalam Paradiplomasi Global ditulis oleh James William Kusumawikan dan Ramsan Siregar. Dalam penelitian ini, mereka bertujuan untuk membahas bagaimana revitalisasi Kota Lama berfungsi sebagai bagian dari soft power, di mana budaya digunakan sebagai sarana untuk memperkenalkan identitas Indonesia ke dunia. Mereka juga membuktikan bahwa kolaborasi internasional, pemanfaatan teknologi digital, dan keterlibatan masyarakat lokal menjadi langkah penting dalam mempertahankan keberlanjutan dan memperkuat daya tarik Kota Lama di tingkat global.
Masih dalam bahasan yang sama mengenai paradiplomasi, tulisan selanjutnya oleh Hasna Dherin Syakira dengan judul Relevansi Komponen Kualitas Manusia Terhadap Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kota Surakarta mencoba untuk menjabarkan upaya paradiplomasi Surakarta dalam membangun pariwisata berkelanjutan, terutama dalam promosi budaya kerajinan dan kesenian rakyat. Syakira juga menggunakan penelitian menunjukkan bahwa kualitas dasar manusia memiliki pengaruh signifikan terhadap pengembangan pariwisata berkelanjutan di Surakarta daripada aspek ekonomi. Upaya paradiplomasi dijabarkan melalui dua sektor, yaitu kerajinan dan kesenian rakyat
Artikel selanjutnya ditulis oleh Gita Karisma, Rara Gusnita Putri dan Tety Rachmawati dengan judul IORA: Peluang bagi Indonesia dalam Upaya Peningkatan Kerjasama Indonesia - Timur Tengah. Penulis menjabarkan berbagai kemungkinan-kemungkinan potensi Indonesia dalam keikutsertaannya dalam organisasi tersebut. Pembahsaan dalam artikel ini bertujuan untuk membahas peluang Indonesia dalam IORA terutama dengan meningkatkan kerjasama dengan wilayah Timur Tengah dan Afrika yang memang belum banyak memiliki media kerjasama yang cukup kuat.
Jurnal edisi ini ditutup dengan tulisan Perang dan Lingkungan: Menelaah Konsekuensi Ekologis Perang dan Perlindungan Hukum oleh Indra Jaya Wiranata, Regiana Revilia. Artikel ini membahas dampak lingkungan dari konflik bersenjata berskala besar, khususnya, perang yang melibatkan Israel-Palestina, perang Irak, atau perang Vietnam. Pembahasan didasari pada argument bahwa kerusakan ekosistem yang meliputi kerusakan habitat, polusi, hilangnya keanekaragaman hayati, dan degradasi sumber daya yang disebabkan oleh perang terus berlanjut lama setelah konflik berakhir.