Jurnal edisi adalah kali pertama JHII terbit dalam dua edisi di satu tahunnya. Pada edisi ini, JHII dibuka dengan artikel berjudul China’s Economic Cyber Espionage Toward The United States As A National Security Threat dari tulisan Harryanto Aryodiguno dan Yohana Novencia Havisaputra. Artikel ini menghadirkan latar belakang langkah Tiongkok dalam mengamankan dirinya dalam menghadapi Amerika Serikat dan perusahaan-perusahaan asal negeri tersebut di cyberspace.

Masih berkenaan dengan Tiongkok, artikel kedua mengangkat artikel karya Slamet Muliono Redjosari, Resya Mauludina, dan Welinda Rizka Sulistiara. Artikel ini mengangkat upaya penyelesaian konflik di Laut China Selatan yang melibatkan negara Tiogkok, Amerika Serikat, dan sejumlah negara di Asia Tenggara. Artikel ini dibangun dengan dasar perspektif Konvensi United Nations Convention On The Law Of The Sea(UNCLOS).

Berbeda dari dua artikel sebelumnya yang fokus pada permasalahan antar negara, artikel selanjutnya menghadirkan pemerintah provinsi di Indonesia sebagai subjek utamanya. Tulisan Rheina Qur’ani dan M. Syaprin Zahidi, memaparkan kerjasama IOM (International Organization for Migration) dan UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees), pengungsi asing dan Pemerintah Sulawesi Selatan dalam pemenuhan hak dasar pengungsi asing provinsinya.

Artikel selanjutnya menghadirkan telaah pada kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang diejawantahkan melalui Perjanjian Abraham 20202. Penelitian karya Grace Inka Putri, Hasbi Sidik, dan Khairunnisa Simbolon ini, mencoba membedah dokumen perjanjian untuk melihat tujuan eksplisit dan implisit Amerika Serikat berkeaan dengan kepentingan Amerika Serikat di Timur Tengah.

Artikel kelima di dalam JHII edisi ini mencoba menggambarkan hubungan antara Sustainable Development Goals (SDGs), Food Security, dan perubahan iklim. Febryani Sabatira, Orima Melati Davey, Yuga Naura Khanza, Ninda Mirantama din dalam artikel ini memposisikan bahwa masalah pangan sangat krusial bagi ekonomi dan stabilitas nasional. Berangkat dari hal itu artikel ini mencoba menilai langkah Indonesia mengimplementasikan beberapa pilar SDG’s.  

Paradiplomasi menjadi topik utama tulisan Luerdi dan Arie Fitria. Tulisan keduanya mengangkat latar belakang mengenai bagaimana paradiplomasi kini telah menjadi agenda aktor subnasional khususnya kota untuk mencapai kepentingan tertentu di luar batas negara. Artikel ini mencoba melihat keterlibatan aktif Jakarta yang menjadi fokus utama dalam forum global. Artikel ini juga dengan menggunakan perspektif konstruktivism juga memperlihatkan bagaimana kaitan keterlibatan tersebut dengan visibilitas internasional.

Tema ekonomi kreatif Indonesia adalah tema artikel terakhir dalam JHII edisi ini. Yuliana dan Subaidi mengangkat kerjasama Indonesia dan Uni Emirate Arab dalam pengembangan ekonomi kreatif, khususnya dalam tiga dimensi fashion, kuliner, dan TI. Artikel ini dilandasi dari pemikiran ekonomi kreatif yang meyakini bahwa kreativitas merupakan sumber utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebuah negara, sehingga model ekonomi kreatif butuh untuk diadopsi oleh Indonesia.

Besar harapan kami jurnal edisi ini mampu terus menjadi bagian dan kian mewarnai perkembangan keilmuan Hubungan Internasional di Indonesia.

Published: 2023-12-11