Tujuan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat dalam Perjanjian Abraham Tahun 2020
Abstract
Keterlibatan AS di Timur Tengah dalam mengusahakan perdamaian telah berlangsung lama. Tahun 2020, Perjanjian Abraham hadir sebagai upaya perdamaian oleh AS di bawah kepemimpinan Donald Trump. Namun, perjanjian ini mendapat kontra dimana dalam realisasinya tidak melibatkan pihak utama yang berkonflik, yakni Palestina. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi tujuan kebijakan luar negeri AS dalam Perjanjian Abraham tahun 2020. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori kebijakan luar negeri oleh Jean Frederic Morin dan Jonathan Paquin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif dengan didukung oleh data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara tujuan yang disampaikan dalam dokumen dan yang dikejar melalui perilaku AS. Tujuan untuk mengusahakan perdamaian Timur Tengah melalui Perjanjian Abraham dinyatakan secara eksplisit dalam perjanjian. Namun, peneliti menemukan tujuan implisit lain yang ingin dikejar dimana didorong oleh kepentingan nasional, yakni mempertahankan pengaruh AS di regional Timur Tengah dengan menguatkan posisi Israel di kawasan, menjadikan negara-negara Arab sebagai garda terdepan pertahanan AS didukung dengan penjualan senjata JSF-35 yang meningkatkan ekonomi AS, membentuk wadah aliansi perlawanan non-formal terhadap Iran yang dianggap sebagai ancaman regional, dan mempertahankan dukungan suara Donald Trump dalam pemilihan umum tahun 2020 melalui Perjanjian Abraham.