Vol. 2 No. 1 (2019): JHII Desember 2019

Jurnal edisi ini dimulai dari tulisan Fahmi Tarumanegara, Iwan Sulistyo dan Indra Jayawiranata mengenai pemetaan jejaring teks atas respon netizen pasca kasus Christchurch Attack di Selandia Baru. Menggunakan metode analisis data Social Network Analysis (SNA), para penulis menyerap kueri berbasis API di sosial media Twitter. Hasil temuannya menyimpulkan bahwa wacana lama masih bertahan selama masyarakat memiliki posisi sentimen berbeda dan relatif tidak senistif terhadap kemunculan dan berakhirnya suatu pemberitaan.
Pada artikel kedua, Nurika Amalia mendeskripsikan pemetaan jejaring persaingan industri kosmetik global dan Korea Selatan dengan melihat posisi dan peran industri kosmetik tersebut di pasar global. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan Social Network Analysis dan teori serta konsep industri, persaingan dan perluasan pasar, penulis menemukan bahwa kesuksesan Korea dipicu oleh kemampuan menjalin hubungan secara efektif dengan negara pemilik peran dan pengaruh besar di industri tersebut. Selanjutnya kerjasama efektif dan membangun jejaring hubungan menjadi pertimbangan penting bagi kemajuan industri kosmetik suatu negara.
Artikel ketiga yang ditulis oleh Irma Tata Manggala mengenai perdagangan kopi internasional berawal dari keragaman karakteristik produksi, geografis dan International Coffee Organizations (ICO). Menggunakan teknik analisis data regresi linier berganda, penulis menampilkan dua variabel independen dan satu variabel kontrol dengan total 13 sub variabel. Hasil temuannya menyatakan bahwa variabel produksi, geografis dan peran industri secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan negara produsen kopi dunia. Selanjutnya peran institusi mempunyai pengaruh paling besar bagi negara produsen kopi dalam perdagangan kopi internasional.
Galih Romadhona dalam artikel ke-empat mendeskripsikan dan menganalisis faktor penentu yang mempengaruhi kebijakan Non-Tariff Barriers (NTBs) terhadap penurunan volume dan nilai ekspor perdagangan Indonesia ke Jepang kurun waktu 2008-2015. Teknik analisis Negative Case dengan Flow Model digunakan oleh penulis untuk mengeksplorasi perubahan Terms of Trade (ToT), dinamika pasar global serta kondisi GDP riil negara importir (Jepang). Temuannya menyatakan bahwa tiga fokus tersebut memunculkan tindakan safeguards oleh Indonesia, kebijakan kenaikan pajak dan konsumsi oleh Jepang, skema Voluntary Export Restraint (VER) dan tidak adanya langkah konkrit dalam penanganan masalah tersebut.
Artikel terakhir ditulis oleh Dimas Dwi Santoso yang berupaya mengeksplorasi stabilitas hegemoni Amerika Serikat (AS) ditengah munculnya pengaruh Tiongkok dengan kebijakan One Belt One Road (OBOR) di tahun 2013. Menggunakan konsep dan teori hegemoni, stabilitas hegemoni, dan teori balance of power serta uji analisis regresi logistik biner, penulis mengungkap bahwa AS dan Tiongkok bersaing diseluruh faktor hegemoni influence dan terbukti signifikan berpengaruh pada hegemoni dominan di negara mitra. Selanjutnya penulis juga membuktikan bahwa strategi economic prebalancing Tiongkok mempengaruhi stabilitas hegemoni AS di negara mitra.